SONDOKORO
Pada jaman dahulu hiduplah seorang
Tumenggung yang bernama Tumenggung
Joyolelono, sang Tumenggung hobinya berburu binatang buas di hutan. Pada
suatu hari, beliau berburu bertemu dengan seorang gadis yang bernama Sri
Widowati, beliau tertarik dengan sang gadis dan beliau menemui orang tua sang
gadis yang bernama Kyai Sondo dan sang Tumenggung berjanji akan melamar Sri
Widowati pada hari senin legi.
Pada hari yang lain sang Tumenggung
berburu lagi di hutan bertemulah dengan seorang gadis yang dikiranya adalah Sri
Widowati. Sang gadis pun lari ketakutan dan melaporkan kepada orang tuanya yang
bernama Kyai Koro karena sang Tumenggung
juga tertarik dengan anak Kyai Koro maka
sang gadis pun juga akan dilamar oleh Tumenggung Joyolelono.
Ternyata kedua gadis tersebut sudah
bersahabat sejak kecil, kemudian mereka saling menceritakan pengalaman mereka
kepada yang lain, karena ternyata orang yang akan melamar mereka adalah orang
yang sama maka terjadilah pertengkaran diantara mereka, selanjutnya mereka
melaporkan kepada kedua orang tua masing-masing. Dan kedua orang tua itupun
juga berselisih paham dan mereka bertempur sengit karena sama-sama sakti.
Mereka bertempur sampai 40 hari 40 malam dan tidak
ada yang menang maupun kalah, akhirnya keduanya musnah, selanjutnya oleh
penduduk sekitar tempat musnahnya kedua orang sakti itu diberi nama Desa
Sondokoro. Petilasan Sondokoro adalah di lingkungan PG Tasikmadu Karanganyar.
Setelah didirikan pabrik gula oleh KGPAA Mangkunegara IV pada tahun 1871 desa
Sondokoro diubah namanya menjadi desa Tasikmadu dengan harapan hasil gula dari
pabrik seperti danau madu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar